Karakteristik Mythomani: Berbohong dengan Cerita Lebih Dramatis, Seperti Siapa?

Setiap orang yang melakukan kebohongan pastinya dirinya tidak akan tenang dan diselimuti rasa bersalah.

Namun, hal ini berbeda dengan yang dirasakan oleh penderita mythomania.

Para penderita mythomania memiliki suatu kondisi yang mana berbohong merupakan suatu kebiasaan yang tidak bisa dilawan dan menjadi bagian dari hidupnya.

Akibatnya, hampir setiap kata yang diucapkannya tidak bisa dipercaya.

Mengutip dari publikasi ilmiah The Journal of the American Academy of Psychiatry and the Law, mythomania bukanlah sekadar kebiasaan berbohong biasa, melainkan suatu kondisi di mana penderitanya memiliki kebiasaan berbohong yang tidak terkendali sehingga disebut juga sebagai kebohongan patologis.

Seseorang yang menderita mythomania tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan kebiasaan dan keinginannya untuk berbohong.

Alhasil, mereka bisa berbohong dengan lancar dan konsisten.

Uniknya, meskipun dalam kondisi yang tidak mengharuskan mereka untuk berbohong, tetapi mereka akan selalu berbohong.

Padahal, penderita mythomania tidak memiliki motif atau alasan khusus untuk berbohong.

Parahnya lagi, semua kebohongan yang terucap hanyalah imajinasi semata.

Saat mendengarkan cerita kebohongan penderita mythomania, seseorang sudah mengetahuinya bahwa itu adalah bohong tanpa harus mencari bukti.

Akibatnya, penderita mythomania terkadang percaya terhadap diri sendiri atas kebohongan yang telah dibuat sendiri.

Untuk bisa membedakan mana orang yang berbohong karena mengalami kondisi mythomania, berikut terdapat beberapa karakteristik.

1.

Cerita yang lebih dramatis Ciri pertama dari penderita mythomania adalah suka berbohong dengan menceritakan sesuatu yang dramatis dengan sangat detail.

Saat menceritakan sebuah realita, pengidap mythomania menambahkan bumbu pada cerita agar cerita terlihat lebih dramatis.

2.

Ceritanya konsisten Terkadang cerita dari penderita mythomania juga sangat konsisten.

Mereka bisa berbohong berkali-kali dan semakin banyak yang mereka katakan akan semakin detail yang mereka dapatkan.

Hal ini tentu sangat berbeda dengan orang berbohong pada umumnya karena ketika ditanya akan memiliki jawaban yang berbeda.

3.

Berbohong berlebihan Seorang penderita mythomania selalu menambahkan bumbu dalam setiap cerita sehingga cerita menjadi berbeda dari aslinya.

Bahkan, cerita bisa terlihat aneh dan terdengar seperti omong kosong karena terlalu banyak kebohongan.

4.

Suka mengakui cerita orang lain Melansir dari psychology today, ketika penderita mythomania mendengar cerita orang lain yang menarik, mereka akan mengakui cerita tersebut sebagai pengalamannya sendiri dan menceritakan kembali kepada orang lain.

5.

Selalu menjadi pemeran utama dalam setiap cerita Penderita mythomania selalu berbohong dengan menjadikan dirinya sebagai pemeran utama dalam setiap cerita.

Selain itu, mereka juga memiliki peran penting dalam cerita tersebut, misalnya sebagai tokoh penyelamat.

6.

Setiap cerita cenderung meninggikan namanya Kebohongan yang diceritakan oleh seorang penderita mythomania sering meninggikan namanya.

Meskipun tidak memiliki tujuan tertentu, tetapi kebiasaan berbohong mythomania memang cenderung membuat namanya terlihat penting dan istimewa.

7.

Kebohongan tidak memiliki tujuan Penderita mythomania tidak memiliki tujuan khusus untuk berbohong.

Mereka mencari keuntungan dari kebohongan yang mereka ceritakan.

Dengan kata lain, berbohong adalah kebiasaan para penderita mythomania yang bisa mengalir begitu saja tanpa terkendali.

Jika tidak berbohong, perasaan mereka akan menjadi gelisah.

8.

Percaya bahwa kisahnya benar-benar terjadi Para penderita mythomania terkadang mereka tidak bisa membedakan antara kenyataan dan kebohongan yang mereka buat.

Jadi, ketika seseorang mengatakan mereka berbohong, mereka akan bersikeras bahwa itu merupakan kebenaran.

RACHEL FARAHDIBA R

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *