Geopark Maros Pangkep di Sulawesi Selatan Masuk UNESCO Global Geopark

Kawasan Geopark Maros Pangkep, Sulawesi Selatan, resmi masuk dalam daftar UNESCO Global Geopark (UGG).

Penetapan tersebut menambah jumlah geopark di Indonesia yang diakui dunia setelah Geopark Batur, Rinjani, Sewu, Ciletuh, Kaldera Toba, dan Geopark Belitung.

Penetapan itu berdasarkan hasil rapat dewan council UNESCO Global Geopark di Thailand.

“Alhamdulillah dalam rapat dewan council UGG telah diputuskan untuk menerima pengajuan Geopark Maros Pangkep sebagai UNESCO Global Geopark,” kata General Manager Badan Pengelola Geopark Maros Pangkep Dedy Irfan dikutip dari Antara.

Dia mengatakan, harapan masyarakat dan pemerintah Kabupaten Maros dan Pangkep akhirnya menjadi kenyataan, setelah bekerja bahu-membahu dengan masyarakat dalam memenuhi kriteria lembaga internasional UNESCO.

Menurut dia, meskipun sudah dinyatakan diterima, pengumuman resminya masih menunggu jadwal untuk disampaikan dalam waktu dekat.

“Jadi, kita tinggal menunggu jadwal pengumuman resminya dari pihak UNESCO,” jelasnya.

Wakil Bupati Maros Suhartina Bohari yang menjadi ketua Pokja kedatangan asesor UNESCO Global Geopark mengungkapkan kebahagiaannya saat kawasan Geopark Maros Pangkep dinyatakan masuk dalam kawasan UGG.

Menurut dia, capain ini hendaknya jangan membuat larut dalam euforia kesenangan, namun mengajak semua pihak untuk segera membenahi hal-hal yang masih kurang, agar dapat menyandang predikat sebagai bagian dari UGG itu.

Berkaitan dengan hal tersebut, lanjut dia, setelah tim kembali dari Thailand, pihaknya akan duduk bersama untuk menetapkan langkah-langkah selanjutnya.

Pasalnya masih ada 9 rekomendasi dari tim asesor yang harus ditindaklanjuti.

“Apabila itu tidak terpenuhi atau kita tidak dijaga dan tidak memenuhi standar kualifikasi, maka pengakuan ini bisa saja dicabut oleh UNESCO,” kata Suhartina.

Namun dengan status masuknya Maros Pangkep dalam UGG, maka kawasan Geopark Maros Pangkep telah menjadi tujuan wisata dunia dan akan mendapatkan perhatian yang lebih besar, baik sektor pariwisatanya maupun upaya pemberdayaan masyarakatnya.

ANTARA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *